Minggu, 17 Juni 2012

BALADA MANUSIA DEWASA

Malang, 20 maret 2012
Ia merasa, Sholatnya sekarang berbeda dengan sholatnya 2 tahun yang lalu. Saat dia masih mahasiswa baru di kampus ini. Kekhusukan yang dirasakannya dulu lama tak menjelma. Semangat membara dalam beribadah kepada Nya telah lama hilang dalam ruhnya. Semakin jauh dariNya dirasa. Pun semangat belajarnya menuntut ilmu di kota ini. Seperti hilang tertiup angin usia. Kuliah malas, apalagi belajar.
Yang dilakukannya saat ini TIDUR. Dengan tidur dia bisa melupakan semuanya. Beban manusia dewasa, rasa kecewa akan kegagalan dalam mengahadapi dunia juga mengistirahatkan sayap-sayap cintanya yang telah patah oleh lelaki mimpinya. Akibatnya tubuhnya subur, tapi jiwanya makin mengering. Tubuhnya sehat, tapi perasaannya kosong dan hampa. Saat ini, ia laiknya raga yang berjalan tanpa jiwa. Kosong dan hampa. Ibuk nya sering marah-marah kepadanya. Jaga tubuh mu. "Jo turu ae nek pondok, eling, rung payu." Dia hanya bisa tertawa mendengarnya. Tapi dipikir-pikir benar juga. rupa-rupanya dia juga punya alasan. " mak, andai kau tahu, Rasa sakitku hilang ketika aku berkelana ke alam fana sana mak, aku tak pusing memikirkan kelak skripsi yang bakal kuhadapi semester depan, kegagalan yang telah menderaku, yang membuat hati dan jiwaku perih dan terluka, juga tak memikirkan dia, yang telah mematahkan sayap-sayap cintaku". Dia benar-benar telah hancur,. Terpenjara dalam pusaran magis cinta. Lelaki mimpinya telah menghilang dalam kabut takdir. Tak ada yang menyentuh jiwanya seperti yang telah dilakukan lelaki itu.
Tapi, taukah kau? Akhir-akhir ini. Ketika angin kedewasaan mulai menghembus jiwanya. Ketika rasa sepi menggerogoti lubuk hatinya. Saat ini hanya ada 1 hal yang begitu nyata berseliweran di otaknya. Bukan bagaimana cara taqorrub kepadaNya, bukan judul skripsi yang bakal diajukannya, pun bukan aplikasi lamaran kerja, bukan semuanya. LELAKI. Saat ini isi otaknya hanya lelaki. Mungkin jika boleh disebut penyakit, saat ini dia menderita penyakit sirosis cinta pada lelaki. Tak ada yang dipikirkan selain itu.. Dia seperti sangat butuh pada mereka. Mungkinkah karena ia kesepian tanpa lelaki mimpi?Mungkin juga usia telah mencapai fase dimana ia butuh akan sekutu? Entah kenapa perasaan itu begitu menderanya akhir-akhir ini. Perasaan ingin diperhatikan, dicintai. Saat dia sholat, saat wiridan, kala ia belajar, saat ia berjalan, saat ia mandi, saat ia bercengkerama dengan teman-temannya, fokusnya hanya satu.
Dia tak bisa sholat dengan khusuk. Dia tak bisa belajar dengan tenagn. Yang ada dalam otaknya sekarang hanya lelaki. Dia tak ingin begitu. Tapi iapun tak bisa mengenyahkannya. Lalu apa yang harus dilakukanya? Mencari suami? Belum waktunya. Bapak nya bilang, "kalo bisa s2 dulu nduk",. Andai beliau tahu pasti kecewa. Jangankan s2 bapak, s1 pun jika tak karena mu, sudah tak ingin aku menjalaninya. Mencari pacar? Lalu apakah batas-batas itu sudah tak berlanya lagi?Dia memiliki batas-batas aturan yang ak tak bisa dilanggarnya satu semester yang lalu. Saat seseorang menyatakan cintanya padanya. Ia keukuh. Ia tak ingin pacaran. Ini bertentangan dengan islam. Titik. Haram tetaplah haram. Itu peryataan nya semester lalu. Namun sepertinya sekarang dia sudah memiliki persepsi lain. Pacaran itu kebutuhan (bagi yang sudah dewasa, seperti nya,hehehe). Haram? Tetap haram. Tak boleh kita menghalalkan barang yang sudah jelas-jelas nash keharamnnya. Dosa dikit2 lah nggak pa2,,daripada kita terjerumus dalam dosa yng lebih besar lagi, iya nggak? .
Sekarang, ia bimbang. Apa yang hendak ia lakukan. Agar jiwanya kembali menggelora. Seperti saat bersama lelaki mimpinya. Saat ia masih semangat dalam belajar, dan beribadaha kepadaNya, itu karena ada lelaki mimpi, Yang menemani. Hingga kebutuhan akan cinta itu terpenuhi dan jiwanya tak nyalang lagi. Cinta. Kebutuhan primer bagi nya sekarang.Ia harus bangun dari tidur panjangnya. Berusaha mengisi cawan-cawan jiwanya dengan cinta selain cinta lelaki mimpinya yang telah lama menghilang.
Dalam tubuh manusia dewasa, laksana cawan. Didalamnya berkumpul jiwanya dan jiwa lelakinya. Ia akan saling mengisi. Mengisi dengan cinta. Jiwa lah yang menggerakkan semua perbuatanya. Ketika jiwanya penuh dengan cinta, ia akan penuh dengan semngat hidup pula. Semangat belajar dan beriabadah kepada Tuhan.
Mungkinkah seperti itu? CINTA bisa membuat TAQORRUBLILLAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUPERIORITAS PRIA,INFERIORITAS WANITA

                                                                  “Wanita adalah lentera-lentera jiwa, meski cahayanya tak sebenderang pur...